Baca

Informasi Penting


Mie Selera Rakyat


Untuk dapat berkomunikasi dengan pelanggan, maka kita butuh strategi promosi pelanggan seperti : memberikan sample gratis, kupon, cash refund offers, price packs, premiums, frequency programs, prizes, patronage awards, free trials, product warranties, tie in promosition, cross promotion dan point of purchase. Berikut contoh produk di Indonesia yang menerapkan strategi promosi yang tidak efektif. 


Salah satu produk yang dikeluarkan GOT(Grup Orang Tua) saat monopoli tepung dari Bogasari dihilangkan awal 2000 adalah mie selera rakyat. Selain itu produk mie dari perusahaan lain seperti Mie Sedaap (Grup Wings); ABC (PT ABC President); Gaga 100 (PT Jakarana Tama); Alhamie (PT Olaga Sukses Mandiri) juga ikut keluar. Mereka beramai-ramai menggerogoti keperkasaan Indofood. Akan tetapi, banyak yang kemudian terkapar tak kuat menahan beratnya persaingan. Di antara yang bertahan dan bahkan berani menantang adalah Mie Sedaap, diluncurkan April 2003. Dialah yang selama empat tahun terakhir konsisten menggoyang kekuatan Indofood yang diwakili oleh Indomie, Sarimi dan Supermi. Nah pada kasus kali ini, kita akan menceritakan tentang Mie Selera rakyat, mengapa tidak bertahan hingga sekarang ? jawabannya adalah karena strategi promosi tidak efektif. Strategi promosi yang efektif adalah strategi yang bisa meningkatkan jumlah pelanggan, jumlah penjualan, maupun jumlah loyalitas yang akan diberikan oleh pelanggan. Intinya, adalah strategi yang bisa membuat suatu produk diakui oleh masyarakat dan diakui oleh masyarakat keberadaannya. Memang Mie Selera Rakyat sudah melakukan promosi seperti pemberian sample gratis, prizes, dan lain-lain, tetapi semua itu hampir tidak efektif. Kenyataannya jika tidak mengeluarkan produk baru, Kare, mungkin Selera Rakyat lansung dilupakan begitu saja.


 Adapun bukti dari penerapan strategi promosi yang tidak efektifnya adalah:

1. penjualan yang tidak mencapai target (tahun 2003)
2. banyak komplain dari konsumen, seperti rasa tidak sesuai dengan selera, dan lain-lain
3. baik kualitas maupun harganya tidak bagus
4. konotasi masyarakat terhadap Mie Selera Rakyat cenderung negatif. Maksudnya jika itu milik atau untuk rakyat, pastilah kualitasnya buruk atau selevel dengan rakyat tingkat menengah kebawah.
5. promosinya tidak dapat mengubah share of mind dan share of heart pelanggan. Kebanyakan pelanggan memilih produk wings(mie sedaap) atau produk indofood(Indomie, Sarimi dan Supermi) 

Produk Lain Yang Juga Hilang


Lippo Shop/Dial Mart
Ritel Momentum – Kesalahan Timing
Konsumen masih belum siap berbelanja dengan menggunakan media Internet. Konsumen masih senang berbelanja dengan melihat dan merasakan produk yang akan dia beli. Sebagai hasilnya, mereka berhenti beroperasi.
Bisnis DotCom
Internet Momentum – Kesalahan Timing
Komposisi pengguna Internet yang kebanyakan berasal dari perkantoran, warnet dan institusi pendidikan dianggap sebagai pengguna yang tidak loyal. Komposisi yang demikian menyebabkan bisnis dot com tidak berkembang. Pasar tidak berkembang, akhirnya banyak perusahaan yang tutup.
Yaohan
Ritel – Lokasi Kurang Tepat
Segmen sasaran Yaohan adalah kelas menengah ke atas. Namun ritel ini berada di daerah Pasar Senen yang dikenal rawan kejahatan. Sebagai hasilnya, mereka berhenti beroperasi.
Bouraq
Penerbangan – Kesalahan Distribusi/Route
Bouraq lebih fokus pada rute Indonesia Timur. Dengan semakin banyak penerbangan yang muncul, yang juga mengembangkan rute Indonesia Timur, lama kelamaan rute ini semakin padat. Bouraq yang hanya fokus pada rute Indonesia Timur, akhirnya tidak bisa berkembang. Mereka berhenti beroperasi dan rencananya akan dihidupkan kembali dengan investor yang berbeda.
Prity
Sabun – Kesalahan Distribusi
Produk ini adalah sabun untuk kalangan menengah atas dan didistribusikan oleh Wings Group. Padahal kekuatan distribusi Wings Group ada di kelas menengah bawah. Akibatnya pasarnya relatif kurang berkembang.
Long Beach
Rokok – Kesalahan Komunikasi
Rokok ini dikemas dengan harga yang lebih murah dari Marlboro, namun dalam komunikasinya terkesan kuat untuk pasar atas. Mereka tidak beredar lagi di pasar.
Irex
Multivitamin – Kesalahan Komunikasi
Terjadi gap antara harapan konsumen dengan khasiat yang dirasakan karena ekspektasi konsumen sudah melebihi dari komunikasi yang dibuat. Pasarnya menjadi relatif kurang berkembang.
Biuti
Shampoo – Kesalahan Komunikasi
Melakukan promosi besar-besaran tanpa didukung dengan finansial yang kuat. Berani menantang Sunsilk, sang pemimpin pasar, milik Unilever, tetapi tidak memiliki diferensiasi dan hanya mengandalkan harga lebih murah. Biuti tidak lagi beredar di pasar.
Me & Me
Mie Instan – Kesalahan Pricing
Harganya yang relatif mahal, namun tidak disertai dengan diferensiasi. Sementara mie instan telah dipersepsi sebagai produk yang relatif murah harganya. Akibatnya mereka tidak beredar lagi di pasar.
Super O2
AMDK Beroksigen – Kesalahan Pricing
Produk ini dikemas dengan harga yang relatif tinggi, meski selanjutnya harganya turun terus. Namun produk ini bisa jadi menciptakan image kelebihan harga, padahal pasar di kategori ini relatif kecil dan juga banyak produk substitusi. Sebagai akibatnya, pasarnya relatif kurang berkembang.
Avon
Kosmetika – Kesalahan Pricing
Meski produk kosmetik ini memiliki kualitas bagus, harganya relatif murah. Sehingga tingkat keuntungan yang diperoleh kecil. Apalagi pemasarannya menggunakan sistem direct selling yang seharusnya harganya bisa lebih tinggi. Kini Avon tidak lagi beredar di pasar.


sumber : http://juliyanti.blogspot.com , http://www.marketing.co.id

2 comments:

Sy ada rk commodore,ardath,kansas,555 kuning,gold,234 klg 99/100th, jamb6 bol dll hub 082181947755 / 085766637472

Hebat
Analisis anda di bidang Ekonomi ini cukup lumayan

Post a Comment

Luangkanlah waktu anda sekiranya untuk komentar..
Setiap komentar sangatlah penting dan berarti ..